Senin, 05 April 2010

BIOGRAFI IMAM SYAFI’I ‘FUQOHA’ ISLAM (Pentingnya Bermadzhab dan Konsinsten dalam Mengikuti Golongan Mayoritas)

Umat Islam di Indonesia mungkin telah sering mendengar nama Imam Syafi’i, seorah tokoh Islam yang ‘allamah (sangat alim) di bidang ilmu Fiqh . Ketokohannya tidak hanya meluas di kalangan Nahdliyyin di Nusantara saja namun hampir di seluruh dunia khususnya dunia Islam. Karena hujjah-hujjah beliau tentang masalah fiqh digunakan oleh mayoritas penduduk Islam di Indonesia maka hadrotussyaikh K.H Hasyim Asyari sebagai Pendiri Nahdlatul Ulama dalam risalahnya banyak mencatat bahkan menghimbau umat Islam umumnya dan Nahdliyyin khususnya untuk konsisten mengikuti madzhab beliau agar memiliki prinsip yang kuat dan tidak mudah di ombang-ambingkan oleh pendapat maupun aliran yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.

Pentingnya Konsisten Bermadzhab dan Hujjah (dalil) Mengikutinya

Himbauan dan ajakan Hadrotus Syaikh untuk konsisten dalam bermadzhab (terutama bagi setiap orang yang tidak mempunyai kemampuan ijtihad Wajib bermadzhab/ mengikuti para mujtahid) tentu saja bukan tanpa alasan. Beliau mendasarkan ucapan dan sikapnya pada AlQuran Surat AnNahl:43

فَسْئَلُوآ أَهْلَ الذِّكْرِ إِنْ كُنْتُمْ لاَ تَعْلَمُوْنَ ﴿٤٣﴾

“..Maka bertanyalah pada orang-orang yang mempunyai pengetahuan jika kamu tidak mengetahui..”

Alloh mewajibkan bertanya bagi orang-orang yang tidak berpengetahuan, dan itu artinya harus taqlid kepada orang-orang yang berpengetahuan, mencakup seluruh manusia,agar mereka bertanya tentang masalah apapun yang tidak mereka ketahui (Sang Kiai;187)

Rasululloh bersabda, “Sesungguhnya Alloh tidak mungkin menyesatkan umatku secara keseluruhan, kekuasaan Alloh ada pada Jama’ah (kelompok), barangsiapa yang selalu menyendiri maka sampai di nerakapun ia akan tetap sendiri“ (HR Tirmidzi)

Imam Ibnu Majah menambahkan, “Jika terjadi perbedaan, maka berpegang teguhlah pada ulama yang agung,bersama kebenaran dan ahlinya” . Dalam Kitab Al Jami’ Al Shaghir dijelaskan bahwa sesungguhnya Alloh telah menyelamatkan umat Islam dari bersepakat dalam kesesatan. (Sang Kiai;183)

Selanjutnya dalam kitab Sullam al- Ushul Syarh nihayati al Su’ul juz IV di sitir sabda Nabi;

قال صلى الله عليه وسلم: "اتَّبِعُوا السَّوَادَ الأَعْظَمَ". وَلَمَّا انْدَرَسَتْ الْمَذَاهِبُ الْحَقَّةُ بِانْقِرَاضِ أَئِمَّتِهَا إِلاَّ الْمَذَاهِبَ الأَرْبَعَةَ الَّتِى انْتَشَرَتْ أَتْبَاعُهَا كَانَ اتِّباَعُهَا اتِّباَعًا لِلسَّوَادِ الأَعْظَمِ

“… Ikutilah mayoritas umat Islam. Ketika madzhab-madzhab yang benar telah tiada karena wafatnya para imamnya, kecuali empat madzhab yang mengikutinya tersebar luas maka mengikuti empat madzhab tersebut berarti mengikuti mayoritas dan keluar dari madzhab tersebut berarti keluar dari mayoritas..”

Dan umat Islam di tanah Jawa pada masa lalu telah sepakat dalam pendapat dan aliran (madzhab), satu dalam rujukan dan kecenderungan. Semuanya dalam bidang fiqh mengikuti madzhab yang indah, yaitu madzhab Imam ibn Idris as Syafi’I, mengikuti madzhab imam Abu Al Hasan Al Asy’ari dalam masalah ushuluddin, dan mengikuti madzhab Imam Al Ghazali dan Imam Abu Al Hasan As Syadzili dalam masalah tasawuf (173)

BIOGRAFI SINGKAT IMAM AL SYAFII

“….Dan Sesungguhnya Imam Bukhari yang ahli Hadist madzhab fikihnya mengikuti Imam Syafi’i…. Begitu juga Imam Ibnu Huzaimah dan Nasa’I juga bermadzhab Syafi’i..” (Risalah AhlusSunnah wal jama’ah;32).

Lebih jelas lagi Syaikh Mushthofa Muhammad Imarah mengatakan:

وَتَفَقَّهَ الْبُخَارِيُّ عَلَى مَذْهَبِ الإِمَامِ الشَّافِعِيِّ رضي الله عنه (جواهر البخارى: ١٠)

“ Dan Imam Bukhari itu belajar fiqh itu mengikuti madzhab Imam Syafi’I radliyallahu ‘anhu (Jawahirul Bukhari , hal 10)

Bagaimana dengan kita yang awam, sudahkah benar-benar bermadzhab dan mengenal beliau lebih dalam dan dekat?. Di bawah ini ringkasan dari beberapa maraji’ atau referensi tentang Imam As Syafi’i.

  • Nasab dan Riwayat Hidupnya

Nama beliau adalah Muhammad bin Idris al Syafi’I, beliau lahir pada tahun 150 H(767 M) pada bulan Rajab bertepatan dengan wafatnya Imam Abu Hanifah di Baghdad. Lahir di kota Ghazzah wilayah Asqollan yang terletak dekat lautan putih (laut mati) sebelah tengah Palestina (Syam). Beliau wafat di Mesir tahun 204 H.

Imam Syafi’I lahir dari keluarga yang bernasab sangat mulia baik dari ayah atau ibunya. Adapun silsilah dari ayahnya ialah:

Al Imam Abi Muhammad bin Idris bin Abas bin Ustman bin Syafi’I bin Sa’ib bin Abdullah bin Abdul Yazid bin Hasyim bin Al Muthalib bin Abdul Manaf bin Qushoyyi Al Qurosyiyyi Al Mutholiby Al Syafi’I Al Hijazi Al Makkiyyi

Silsilah dari arah ibunya ialah:

Muhammad bin fathimah binti Abdillah bin Al HAsan bin Hasan bin Ali bin Abi Thalib. Nasabnya muttashil (bersambung) dengan nasab nabi Muhammad s.a.w pada kakeknya yang bernama Abdul Manaf.

Nasabnya Imam Syafi’I dengan golongan para sahabt nabi baik dari atau ibu hanya tiga tingkat. Dari ayahnya Imam syafi’I masih keturunan bani Mutholib, dari arah ibunya masih keturunan bani hasyim. Bila khusus dari ibunya, Imam Syafi’I keturunan dari bani Azzah…

Menurut sebuah riwayat: tatkala ibunda Imam Syafi’i mengandung, dia bermimpi, pada suatu malam seakan-akan melihat bintang musyrata keluar dari perutnya lalu melambung ke udara sangat tinggi sekali, kemudian beberapa bagian dari bintang itu jatuh kembali menimpa suatu negri lalu menyinarinya

Sungguhpun beliau hidup dalam keadaan yatim dan miskin, namun berkat dorongan ibunya dan modal kecerdasan yang sangat mengagumkan maka mulailah ia belajar Al Quran kepada guru besar Imam Isma’il bin Qosthonthin di Makkah dalam usia 7 tahun. Dan pada usia 9 tahun beliau sudah dapat menghafalkan 30 juz di luar kepala dengan lancar. Karena keterbatas ekonominya, dalam sebuah maqolah beliau berujar;

“Tiada kebahagiaan sama sekali dalam menuntut ilmu kecuali mereka yang ketika belajar dalam kondisi serba kekurangan” (biografi. 3)

  • Beberapa kitab karangan Imam Syafi’i

Al Qodli al Imam Abu Muhammad al Husaini ibnu Muhammad al Mawarzi berkata: Imam Syafi’I memiliki karangan kitab yang jumlahnya mencapai 113 kitab dari bebragai fan ilmu baik tafsir, fiqih, adab, hadist, syair dan lain-lain. Kitab-kitabnya antara lain;

  1. Al Risalah tentang Ushul Fiqih, di karang atas permintaan Abd.Rahman bin Mahdi, Sseorang Ulama besar ahli Hadist di masanya
  2. Al Umm kitab Fiqih terbesar satu-satunya pada masa itu
  3. Al-musnad kitab yang istimewa tentang sandaran (musnad) Imam Syafi’I dalam meriwayatkan hadits-hadits nabi
  4. Al-Fiqih yang diriwayatkan dan disusun oleh Imam Haromain bin Yahya dari Imam Syafi’I dengan jalan imla’ (dikte)
  5. Al-Mukhtashor al-Kabir dan Al-Mukhtashor al-Shoghir, Jami’ Al-Kabir dan Jami’ Al-Shoghir. Semuanya disusun dan dihimpun oleh Imam al-Muzani dari Imam Syafi’i

Dan lain-lain.

  • Kelebihan-kelebihan Imam Syafi’i

Antara lain:

1. Nasabnya yang suci dan tinggi, nasab beliau dengan nabi berkumpul dalam satu silsilah hal itu merupakan puncak kemulyaan yang tinggi dan keturunan yang sangat agung

2. Imam Syafi’I lahir di tanah yang suci yaitu di Ghozzah dua marhalah dari kota Baitil Muqoddas di Palestina dan hidup di tanah suci Makkah

3. Beliau pengarang beberapa kitab dan menyusunnya untuk menetapkan beberapa hukum setelah melalui penelitian dengan seksama kemudian membandingkan dengan madzhab ulama’ mutaqoddimin

4. Beliau berguru kepada para imam terkemuka dan sering mengadakan study dengan para cendekiawan dan ilmuwan yang telah menjadi panutan umat. Beliau menguji kelayakan dan kekuatan madzhab yang dianut oleh mereka dan menetapkan dalil-dalil yang dibuat oleh madzhab terdahulu yang layak ditetapkan kemudian meringkasnya dengan cara yang dapat mengumpulkan al-Qur an, hadits, ijma’ dan qiyas

5. Beliau orang yang tiada bandingnya dalam hal pengetahuan al-Qur an dan sunnah-sunnah Rosul sampai beliau mampu mengembalikan hadits yang telah bercampur aduk ke matan atau ke rowi yang semestinya. Sehingga sulit baginya untuk dikecoh dalam urusan yang berkaitan dengan ilmu hadits

6. Beliau ahli sastra Arab dan ahli hujjah lughot Arab yang telah dipelajarinya selama 20 tahun. Serta balaghoh nahwu shorof dan fashohahnya. Sekalipun beliau sendiri orang Arab dari qobilah Quraisy yang juga berbahasa Arab.

  • Performa Sang Imam dan Perilaku- Perilaku keseharian

Imam Syafi’i seorang yang berpostur tubuh tinggi dan gagah perawakannya, putih kulitnya, fasih lidahnya, bagus suaranya dan mempunyai charisma (wibawa) yang menakutkan bagi siapa saja yang melihatnya, tetapi sangat disukai oleh orang yang pernah melihatnya. Menurut suatu riwayat: Imam Syafi’I adalah orang yang bagus dan merdu suaranya tatkala membaca al-Qur an, sehingga para ulama’ di Makkah bila ingin dibacakan al-Qur an dengan khusyu’ hingga keluar air matanya mereka memanggil Imam Syafi’I di suatu tempat untuk membacakan al-Qur an padahal saat itu beliau masih berumur 13 tahun. Mereka mendengarkan bacaan al-Qur an Imam Syafi’I dengan khusyu’ dan khudlu’ sampai meneteskan air mata, dan menjatuhkan diri di hadapan Imam Syafi’I. Jika telah demikian, beliau menghentikan bacaannya karena rasa kasihan dan kasih sayang beliau.

Perilaku keseharian Imam Syafi’i:

1. Imam Syafi’I membagi malam menjadi tiga bagian yaitu 1/3 pertama untuk belajar, 1/3 malamyang kedua untuk melakukan sholat dan 1/3 malam yang terakhir untuk tidur

2. Imam Arobi’ bin Sulaiman al-Marodi berkata: tidaklah aku tidur di rumah Imam Syafi’I beberapa malam dan tak kutemui beliau tidur di waktu malam kecuali sebentar sekali

3. Syekh Bahru bin Nashir berkata: tidaklah aku pernah melihat dan mendengar di masa Imam Syafi’I, orang yang paling wira’I, paling takwa kepada Allah, dan paling bagus suaranya membaca al-Qur an daripada Imam Syafi’i

4. Imam Humaidi berkata: Imam Syafi’I di setiap bulannya mengkhatamkan al-Qur an sebanyak 60 kali khataman

5. Imam Ahmad Ibnu Hanbal berkata: Allah telah mengumpulkan semua kebaikan pada diri Imam Syafi’i

6. Imam Syafi’I berkata: aku tidak pernah berdusta dan tidak pernah bersumpah dengan kata billahi baik itu benar atau dusta

7. Beliau juga berkata: aku tidak pernah meninggalkan mandi sunnah sholat jum’at di waktu dingin di perjalanan atau lainnya

8. Beliau berkata: aku tidak pernah kenyang selama 16 tahun kecuali hanya sekali yang membuatku kehilangan waktu. Menurut riwayat lain: 20 tahun

9. Pernah Imam Syafi’I ditanya: mengapa engkau selalu memegang tongkat padahal engaku bukan orang yang lemah? Dijawab: untuk mengingatkan daku sesungguhnya aku di dunia adalah musafir

10. Imam Syafi’I setiap hari mengkhatamkan al-Qur an dan khusunya di bulan Romadlon sebanyak 60 kali semua itu dilakukannya di saat beliau sholat

11. Imam Syafi’I ketika ditanya suatu masalah tidak langsung menjawab, kemudian dikatakan, mengapa tidak engkau jawab? Imam Syafi’I berkata: akan kujawab hingga aku mengetahui keutamaan (manfa’at) apakah aku harus diam apakah harus kujawab

12. Imam Syafi’I adalah orang yang mustajab do’anya

13. Imam Syafi’I menjauhkan diri dari perbuatan maksiat seperti yang dipesankan oleh Imam Waki’ tatkala Imam Syafi’I sulit untuk menghafal pelajaran

14. Kebaikan dunia dan akhirat terdapat pada 5 macam perkara:

1. Kekayaan jiwa

2. Menahan diri untuk tidak menyakiti orang lain

3. Pekerjaan yang halal

4. Berjiwa taqwa

5. Bertawakkal (berpasrah diri) kepada Allah dalam setiap perkara

15. Siasat orang lebih dahsyat/ berbahaya daripada siasat hewan

16. Orang yang bertawakkal ialah orang yang selalu menggunakan akalnya untuk sesuatu yang terpuji dan menghindarkan diri dari tiap sesuatu yang tercela

17. Rukun muru’ah ada 4:

1. Baik budi

2. Sakho’ (dermawan)

3. Tawadlu’

4. Ibadah

18. Muru’ah ialah menjaga anggota tubuh dari sesuatu yang tidak bermanfa’at

19. Kesempurnaanhidup seseorang di dunia hanya dengan 4 perkara:

1. Dengan agama

2. Amanah

3. Menjaga diri dari sesuatu yang haram

4. Keteguhan jiwanya

20. Orang cerdik yang berakal ialah orang yang pandai berpura-pura lupa.

21. Tawadlu’ adalah perilaku orang-orang yang mulya dan takabur adalah prilaku orang-orang yang tercela

22. Tawadlu’ akan melahirkan cinta kasih sedangkan qona’ah akan melahirkan sifat lapang dada

23. Derajat tertinggi bagi seseorang ialah mana kala orang itu tidak pernah melihat kedudukannya. Dan orang yang paling banyak keutamaannya ialah orang yang tidak pernah melihat keutamaan itu ada pada dirinya

24. Ketika kebutuhanmu terhadap sesuatu itu banyak maka mulailah dengan suatu kebutuhan yang terpenting

25. Tidaklah tertawa atas kesalahan seseorang kecuali kebenarannya tetap ada di dada

26. Barang simpanan yang paling bermanfa’at adalah taqwa dan yang paling berbahaya adalah permusuhan

27. Katanya kepada Imam Arrobi’: “Janganlah engkau berkata dengan sesuatu yang tidak bermanfa’at bagimu karena setiap kata atau kalimat yang kau ucapkan ia akan mampu menguasai dan memlikimu tetapi kamu tidak bisa memilikinya”

28. Katanya kepada Imam Yunus bin Abdil A’la: “Seandainya kau berusaha sekuat tenaga untuk bisa diridloi (dicintai) semua orang maka tiada jalan untuk ke sana (mustahil akan keberhasilannya) oleh sebab itu ikhlashlah kamu dalam setiap amal dan niat lillahi ta’ala

29. Tidaklah aku berdebat dengan seorangpun untuk mengalahkan mereka dan aku justru lebih suka ketika aku berdebat Allah menampakkan kebenaran di sisinya

30. Aku lebih suka bila manusia belajar ilmu dariku dengan tanpa menisbatkan satu huruf pun kepadaku

31. Barang siapa mencari teman yang bersih dari cacat/ cela maka berarti dia membuat dirinya sulit dan menyusahkan dirinya sendiri. Dana barang siapa yang selalu memaki-maki temannya dalam setiap kesalahan/ dosa yang dilakukan maka berarti dia telah memperbanyak musuh-musuhnya.

** Disampaikan dalam Forum Silaturrahmi Mu’minaat

Referensi:

Abdusshomad, Muhyiddin, Hujjah NU, Akidah, Amaliah, Tradisi, (Surabaya: Khalista, 2008)

Al Maraghi, Abdullah Mustofa, Pakar-Pakar Fiqh Sepanjang Sejarah, (Yogyakarta: LKPSM, 2001)

Asy’ari, M. Hasyim, Sang Kiai, Fatwa KH.M. Hasyim Asy’ari Seputar Islam dan Masyarakat, (Yogyakarta: Qalam, 2005)

Fattah, Munawir Abdul, Tradisi Orang-Orang NU, (Yogyakarta: PT LKiS Pelangi Aksara, 2007)

Syakur, Masyhudi, Biografi Ulama’ Pengarang Kitab Slaf, (Jombang: Darul Hikmah, 2008)

Zuhri, MA. Saifuddin, Konsep Aswaja Ala Mbah Hasyim Asy’ari, (Jombang: Maktabah Pustaka Warisan Islam, 2009)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar